Kisah Inaq Tegining dan Amaq Teganag dari Lombok
Pada suatu hari hiduplah sepasang suami istri, bernama
Inaq tegining dan amaq teganang. Dia hidup disebuah desa kecil di Lombok.
Dulunya mereka memiliki seorang anak, namun karena penyakitan anaknya tersebut
meninggal. Amaq tegining dan teganang bekerja sebagai petani, namun mereka
tidak memiliki sawah sendiri, karena tidak ada warisan dari orang tua mereka
berdua. Jadi mereka bekerja sebagai buruh tani disawah orang lain, mereka hanya
dibayar makan dan minum gratis setelah bekerja oleh majikannya. Karena pada
zaman dulu juga tidak ada uang maka mereka melakukan jual beli dengan menukar
barang mereka.
Inaq tegining dan amaq teganang, tidak mau ambil pusing
dengan kehidupan duniawi, yang ada difikaran mereka hanya, bagaimana cara untuk
hidup dan makan gratis saja kalau dalam bahasa lomboknya pokok mauk mangan, mereka juga tidak menuntut gaji tambahan kepada
majikannya .Satu satunya harta karun yang paling berharga bagi mereka hanyalah
2 ekor sapi, yaitu sapi jantan dan betina, yang selalu dibawahnya kemana
saja.
Di sebuah pagi yang cerah, amaq teganang pergi kesawah
bersama istrinya, sambil membawa sapi kesayanganya , mereka bertemu dengan
serang yang sombong yang bernama amaq sahnun. Amaq sahnun ini melihat Inaq
tegining dan amaq teganang membawa sapi mereka, kebetulan sekali amaq sahnun
ini kemarin kehilangan 2 ekor sapinya, dan dia mengira kalau Inaq tegining dan
amaq teganang lah yang mencuri sapinya. Amaq sahnun bergegas menghampiri mereka
dan berkata ‘’ Be Inaq tegining,amaq teganang mbe langan jauk sampi tiye”, mun
tegitaq gitaq pade ruan sampi ke,saq rubin ilang nu’’, Amaq tegining pun tak
terima kalau dia dituduh muncuru sapi, amaq teganang pun melawan amaq sahnun
untuk berdebat. Berjam jam berdebat di pinggir jalan, banyak orang yang melihat
Amaq teganang dan amaq sahnun berdebat tentang kepemilikan 2 ekor sapi nya.
Tak lama kemudian, ada seorang warga, yang mengaku
menjadi saksi mata, dan menerangkan kalau sapi tersebut bukan merupakan sapi
amaq sahnun, karena hal tersebut membuat amaq sahnun malu di depan semua orang,
dan tak lama kemudian amaq teganang disegani oleh semua masyarakat karena
kejujurannya.
Dari cerita ini dapat kita petik pelajaran, janganlah
berburyk sangka terhadapa orang lain, karena dapat merugikan kita sendiri pada
suatu saat nanti.
Dongeng masyarakat lombok ini, memiliki sebuah lirik lagu
dan sangat terkenal di daerah saya begitupun daerah sasak lombok dapat saya
sampaikan liriknya:
Leq
jaman laek arak sopoq cerite
Inak
Tegining Amaq Teganang arane
Pegaweane
ngaret sampi leq tengaq rau
Sampin
sai tekujang kujing leq tengaq rau
Inaq
Tegining Amaq Teganang epe ne
Ongkat
dengan Tegining Teganang lueq cerite
Ngalahin
datu si beleq ongkatne
sumber ;
Kisah inaq tegining dan
amak teganang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar