ANGAN KU (ANAK PETANI)
Berpaling diri
di terik mentari
Mata melotot
kehamparan padi
Telinga
mendengar burung pipit bernyanyi
Terlihat mineral
di setiap jejak kaki
Sambil menatap
harapan tiada pasti
Setiap tenaga
hanya air mata siksa
Manghapus luka diantara
derita
Muka bermuram
durjana
Bagai derit
pintu berengsel tua
Hidup terbuang
kealam sepi
Hanya terus
menanti rahmat ilahi
Begitu nasib
anak petani
Semua tidak mau
perduli
Aku semakin
tercampak dan tersingkirkan
Dicap sebagai
anak tiada kehormatan
Karena status
petani tanaman
Bukan itu yang
aku inginkan
Aku ingin
keperdulian
Dari tuan-tuan
yang berpendidikan
Dari
nyonya-nyonya yang berjabatan
Bukan hanya
harapan dalam khayalan
Terbuai mimpi
dalam keserakahan
Para pemimpin
yang tiada berprikemanusiaan
Dalam khayal dan
angan ku
Terselip sebuah
cita-cita yang begitu haru
Walau ironis
namun yang pasti
Kelak aku bakal
calon Negara ini
Sumber:
Teluk Beringin,
14 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar