Kamis, 08 Juni 2017

Legenda Cacing Nyale Putri Mandalika


Legenda Cacing Nyale Putri Mandalika

            Nyale adalah sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan banu nyale. kata bau berasal dari bahasa sasak yang berarti menangkap sedangkan kata nyale berarti cacaing laut yang hidup dilubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut.
            Bau nyale atau festival bau nyale merupakan sebuah acara perburuan cacing lauat. Acara ini diselenggarakan sekitar bulan februari dan maret. tempat penyelenggaraan upacara bau nyale ini ada di pantai seger, kuta yang terletak dibagian selatan pulau lombok.
            Pesta atau upacara bau nyale merupakan sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sacral tinggi bagi suku sasak, suku asli pulai lombok. keberadaan pesta bau nyale ini berkaitan erat dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah lombo tengah bagian selatan.
            Putri mandalika, seorang putrid cantik jelita yang menjelma menjadi cacing nyale dan muncul sekali dalam setahun di pantai lombok. siapa sangka cacing nyale yang diperebutkan di cari-cari setiap tahun oleh masyarakat lombok ini adalah jelmaan dari seorang putri yang sangat cantik yang jaman dulu di perebutkan oleh pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan di lombok.
            Putri mandalika adalah putrid dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. raja ini terkenal dengan kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintai karena mereka hidup makmur. putri mandalika hidup dalam suasana kerajaan dan di hormati hingga dia mengenjak dewasa. saat dewasa putri mandalika tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan mempesona. kecantikannya tersebar hingga keseluruh lombok sehingga pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan seperti kerajaan johor, kerajaan lipur, kerajaan pane, kerajaan kuripan, kerajaan daha dan kerajaan beru berniat untuk mempersuntingnya. mengetahui hal tersebut ternyata membuat sang putri menjadi gusar, karena jika dia memilih satu diantara mereka maka akan terjadi perpecahan dan pertempuran di gumi sasak. bahkan ada beberapa kerajaan yang memasang senggeger agar sang putri jatuh hati padanya. namun hal ini malah membuat sang putri makin gusar.
            Setelah berpikir panjang, akhirnya sang putri memutuskan untuk mengundang seluruh pangeran beserta rakyat mereka untuk bertemu di pantai kuta lombok pada tanggal 20 bulan 10 menurut perhitungan bulan sasak tepatnya sebelum subuh. undangan tersebut di sambut oleh seluruh pangeran beserta rakyatnya sehingga tepat pada tanggal tersebut mereka berduyun-duyun menuju lokasi undangan. setelah beberapa saat akhirnya sang putri mandalika muncul dengan di usung oleh prajurit-prajurit yang menjaganya, kemudian dia berhenti dan berdiri disebuah batu di pinggir pantai. setelah mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran dan rakyat akhirnya sang putri pun meloncat kedalam laut. seluruh rakyat yang mencarinya tidak menemukan. setelah beberapa saat akhirnya datanglah sekumpulan cacing berwarna-warna yang menurut masyarakat dipercaya sebagai jelmaan putrid mandalika, binatang itu berbentuk cacing laut dengan warana yang sangat indah, berupa perpaduan warna putih, hitam, hijau, kuning dan coklat binatang itu di sebut dengan nyale.
            Orang-orang pun meyakini binatang itu sebagai jelmaan putri mandalika. dan akhirnya mereka mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya sebagai tanda cinta pada mandalika.
            Cerita ini pun menjadi asal mula terciptanya upacara atau pesta bau nyale (menangkap cacing) yang dilakukan oleh masyarakat suku sasak. sampai saat ini upacara itu pun masih berlangsung antara bulan februari dan maret
            Inilah akhir dari legenda putri mandalika yang dikenl dengan sebutan nyale. terimakasih semoga bermanfaat.
Sumber: Asal Mula Upacara Bau Nyale Cerita Rakyat Nusantara
                                     
           







Tidak ada komentar:

Posting Komentar